Penanganan Pasca Panen Kelapa Sawit - Kelapa sawit merupakan salah satu komoditi unggulan pertanian diindonesia Karena kelapa sawit merupakan salah satu penghasil minyak yang dapat digunakan oleh semua orang tidak hanya diindonesia bahkan didunia, salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah penanganan pasca panen kelapa sawit dengan penanganan pasca panen yang baik dan tepat tentunya.
Melalui pemanenan yang dikelola dengan baik tepat akan diperoleh produksi yang tinggi dengan mutu yang baik dan tanaman mampu bertahan dalam umur yang panjang.
Penanganan Pasca Panen Kelapa Sawit Setelah proses panen kelapa sawit proses selanjutnya yaitu penangan pasca panen kelapa sawit,buah kelapa sawit yang sudah dipanen selanjutnya diangkut dan dikumpulkan di TPH (Tempat Pemungutan Hasil ) Dan PKS (Pabrik Kelapa Sawit )
Hal Hal Yang dilakukan Dalam Penangan Pasca Panen Kelapa Sawit
Persiapan Panen
Teknik panen yang baik bertujuan untuk memperoleh jumlah minyak maksimum dengan kualitas yang paling baik. Untuk mencapai maksud ini perlu kematangan buah yang optimum, selang panen yang tepat, metode pengumpulan buah, dan pengangkutan hasil yang baik ke pabrik pengolahan buah sawit.
Aspek yang paling penting diperhatikan dalam panen dan pengangkutan buah adalah hal-hal yang mempengaruhi kualitas akhir dari minyak sawit, khususnya menyangkut kadar asam lemak bebas. Jadi, untuk mendapatkan hasil panen yang berkualitas tinggi sebaiknya dibuat persiapan panen yang baik.
Tanaman kelapa sawit mulai berbunga dan membentuk buah setelah umur 2-3 tahun. Buah akan menjadi masak sekitar 5-6 bulan setelah penerbukan. Agar panenan berjalan lancar, tempat pengumpulan hasil (TPH) harus dipersiapkan dan jalan pengangkutan hasil (pasar pikul) diperbaiki untuk memudahkan pengangkutan hasil panen dari kebun ke pabrik. Para pemanen juga harus mempersiapkan peralatan yang akan digunakan. Pemanenan kelapa sawit perlu memperhatikan beberapa ketentuan umum agar tandan buah segar (TBS) yang dipanen sudah matang, sehingga minyak kelapa sawit yang dihasilkan bermutu baik.
Kriteria Tanaman Menghasilkan
Agar tanaman belum menghasilkan (TBM) dapat digolongkan menjadi tanaman menghasilkan (TM), maka perlu diperhatikan kriteria berikut.
a) Kerapatan panen telah mencapai 60% atau lebih
b) Bobot tandan rata-rata lebih berat daripada 3 kg.
c) Angka sebaran panen lebih banyak daripada 5.
1. Kerapatan
Kerapatan panen adalah angka persentase jumlah pohon yang memiliki tanda buah yang sudah matang panen dalam suatu areal pertanaman belum menghasilkan (TBM). Untuk mengetahui kerapatan panen tersebut, maka dilakukan pemeriksaan dan pencatatan jumlah pohon yang sudah memiliki tandan buah matang panen dari setiap petak tanaman yang terdapat dalam areal TBM tersebut. Bila terdapat lebih dari 60% atau lebih pohon yang mempunyai tandan matang panen, maka petak tersebut dinyatakan menjadi tanaman menghasilkan (TM).
Pengangkutan TBS ke TPH dan PKS
Pada dasarnya, proses pengangkutan dilakukan dengan memindahkan TBS kelapa sawit dari lahan ke TPH untuk diperiksa dan dipilah-pilih. Kemudian TBS tersebut kembali diangkut menuju ke PKS untuk memasuki tahap pengolahan menjadi minyak sawit. Alat transportasi yang biasa digunakan untuk mengangkut TBS tersebut bisa berupa truk maupun lori.
Pertama, penyortiran dilakukan dengan memisah-misahkan antara buah yang masih terpasang di tandannya dan buah yang sudah terlepas. Kedua, hasil penyortiran tadi kemudian dikirimkan ke TPH untuk dikelompokkan masing-masing 5-10 TBS per baris. Ketiga, TBS tersebut harus segera diangkut ke PKS dan diolah maksimal dalam waktu 8 jam setelah dipetik untuk mencegah terbentuknya asam lemak bebas/free fat acid (ffa) dalam kadar yang cukup tinggi. Di pabrik, TBS ini akan diproses sedemikian rupa hingga berubah wujud menjadi minyak kelapa sawit yang siap pakai.
Pengolahan TBS Menjadi Minyak Sawit
Pengolahan TBS kelapa sawit yang telah dipanen paling lambat dikerjakan dalam waktu 8 jam setelah pemetikan. Semakin lama TBS tersebut disimpan, semakin banyak pula kandungan asam lemak bebas di dalamnya sehingga kualitasnya pun bakal menurun. Proses pengolahan sepenuhnya dilakukan di dalam pabrik dan diawasi oleh beberapa mandor pabrik dan diatur oleh seorang manager pabrik kelapa sawit. Tahap-tahapnya meliputi perebusan TBS, perontokkan buah, pelumatan buah, pengempaan minyak, dan pemurnian minyak.
Mula-mula TBS kelapa sawit yang telah diterima akan segera dipindahkan ke sterilizer untuk direbus selama 50-60 menit menggunakan air bertekanan 2,5-3 atm dan suhu 130 °C. Proses berikutnya, buah sawit dipisahkan dari tandannya dengan memakai bantuan mesin thresher. Buah-buah sawit selanjutnya dibawa ke mesin pelumatan, sedangkan tandan kosongnya dimanfaatkan sebagai bahan bakar atau pupuk kompos.
Pada tahap pelumatan, buah-buah kelapa sawit dipotong dan dicacah menggunakan mesin steam jacket bersuhu 85-90 °C yang dilengkapi pisau berputar. Kemudian hasil pelumatan ini akan melewati proses pengempaan untuk mengeluarkan minyak sawit. Pengerjaan tahap ini dilakukan dengan menekan dan memeras pulp sedemikian rupa memanfaatkan temperatur 95 °C. Metode ekstraksi minyak kelapa sawit lainnya yaitu dengan sentrifugasi, bahan pelarut, dan tekanan hidrolis.
Minyak kelapa sawit yang diperoleh dari rangkaian proses di atas umumnya masih dalam kondisi yang kotor dan mengandung 40-45% air. Maka dari itu, minyak tersebut harus melalui tahapan pemurnian terlebih dahulu sehingga mutunya bagus.
Thanks for reading & sharing RONY AGRICULTURE
0 comments:
Post a Comment