Tomat merupakan tanaman
hortikultura yang termasuk dalam jenis buah-buahan sekaligus sayuran. Tomat
dapat di jumpai hampir di semua tempat. Hampir seluruh dunia mengenal tomat dan
memanfaatkan tanaman ini sebagai bahan pangan. Tomat bisa tumbuh di mana saja.
Baik di daerah lintang tinggi maupun lintang rendah kecuali daerah kutub. Baik
di dataran tinggi maupun dataran rendah. Tomat dapat tumbuh dengan mudah.
Yang membuatnya berbeda adalah kemampuan produktivitasnya. Tomat dapat
tumbuh di tanah gersang, tetapi belum tentu dapat berbuah. Tomat dapat tumbuh
di daerah bertanah basa, tetapi pertumbuhannya akan tidak sempurna karena tomat
sangat rentan terhadap serangan penyakit terutama cendawa. Untuk melakukan
budidaya tomat, maka harus di ketahui terlebih dahulu syarat tumbuh
tanaman serta cara
bertanamnya agar di peroleh hasil panen yang
maksimal.
Untuk dapat tumbuh
dengan baik dan memiliki produktivitas tinggi, tanaman tomat harus di tanam
dengan memperhatikan syarat tumbuhnya. Jika syarat tumbuh tanaman tomat di
abaikan, maka besar kemungkinan hasil panen yang di peroleh tidak seperti yang
di harapkan. Berikut ini adalah beberapa syarat tumbuh tanaman tomat yang
perlu di perhatikan.
Pertanian
berkelanjutan (sustainable agriculture) menjadi topik yang memperoleh perhatian
besar dari pakar lingkungan, pertanian dan konsumen . Salah satu bentuknya
adalah peranian organik yang umumnya diterapkan di Negara-negara berkembang seperti
Korea, Hongkong, Cina, Thailand, dan Indonesia. Ciri yang menonjol dalam
pertanian ini adalah pemakaian pupuk organik atau substansi-substansi yang
mencirikan produk alamiah. Salah satu alternative dalam penerapan pertanian
akrab lingkungan pada perkebunan the adalah penggunaan pupuk hayati,
diantaranay Effectif microorganism 4 (EM4) dan dikombinasikan dengan pupuk
organik cair, dimana mikroorganisme yang terkandung dalam pupuk ini dapat
saling mendukung dalam memperbaiki lingkungan fisik, kimia dan biologi tanah
serta terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman. Pupuk organik cair Biotea terdiri
daro bakteri-bakteri antara lain Bacillus sp dan Lactobacillus sp dilengkapi
dengan unsur hara makro (N, P, K , Mg) dan unsur hara mikro ( Zn, Mn, Cu, Co,
Bo). Sejumlah mikroorganisme yang terkandung dalam kedua jenis pupuk ini
diharapkan mampu meningkatkan ketersediaan nutrisi yang diperlukan tanaman
serta menekan aktivitas serangga hama dan mikroorganisme patogen.Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa EM4 dapat memperdalam lapisan olah tanah serta meningkatkan agregasi tanah, apabila EM4 ini diaplikasikan ke dalam tanah dapat meningkatkan ketersediaan P2O5 bagi tanaman. Menurut penelitian yang dilakuakn Higa dan Wididana (1991), pada daun tanaman jeruk yang diberi perlakuan EM4 mempunyai jumlah klorofil yang lebih banyak dibandingkan dengan tanaman yang tidak diberi perlakuan EM4, karena EM4 mengandung sejumlah bakteri fotosintetik yang dapat menambat nitrogen atau N bebas dari udara ke dalam daun tanaman yang dapat meningkatkan kandungan nitrogen di dalam daun. Kandungan nitrogennya lebih tinggi (1,030 sampai 1,540%) dibandingkan tanaman tidak diberi EM4 (0,854%).. Hasil analisis jaringan daun tanaman jeruk sitrun menunjukkan bahwa daun yang diberi EM4 menunjukkan persentase kandungan hara N, P dan K lebih tinggi dibandingkan dengan tanaman yang tidak diberi EM4 (Higa dan Wididana, 1993).
Dalam pengolahan kompos ini, peran masyarakat cukup tinggi. Karena budaya ini lebih efektif bila dimulai dari rumah sendiri, yaitu menumbuhkan kebiasaan untuk memisahkan sampah kering (non-organik) dan sampah basah (organik). Kenapa harus dipisahkan? karena kedua sampah tersebut pemanfaatannya berbeda, yakni : sampah kering bisa didaur ulang menjadi berbagai macam barang, sedangkan sampah organik bisa dimanfaatkan menjadi kompos dan pupuk cair. Pupuk yang dihasilkan dari sampah organik ini biasa disebut dengan pupuk organik.
Di dalam pertanian modern yang sulit lepas dari penggunaan pupuk kimia, pemberian pupuk hayati adalah merupakan suatu keharusan. Pupuk hayati adalah kumpulan mikroorganisme penyubur tanah yang dapat merombak pupuk kimia yang kita berikan kepada tanaman menjadi senyawa yang dapat dikonsumsi oleh tanaman. Tanpa adanya mikroorganisme ini maka pupuk kimia yang kita berikan tidak akan banyak manfaatnya bagi tanaman.
Pemberian pupuk hayati kerap juga perlu diberikan bersamaan dengan pemberian kapur atau dolomit. Pemberian kapur atau dolomit diperlukan untuk menciptakan lingkungan pH ideal yang diperlukan agar mikroorganisme dan tanaman dapat hidup setelah tanah menjadi asam karena pemberian pupuk kimia dalam jangka waktu lama.
EM-4 adalah kultur campuran dari mikroorganisme yang menguntungkan bagi pertumbuhan tanaman. Sebagian besar mengandung mikroorganisme Lactobacillus sp. bakteri penghasil asam laktat, serta dalam jumlah sedikit bakteri fotosintetik Streptomyces sp.
EM-4 mampu meningkatkan dekomposisi limbah dan sampah organik, meningkatkan ketersediaan nutrisi tanaman serta menekan aktivitas serangga hama dan mikroorganisme pathogen EM-4 diaplikasi sebagai inokulan untuk meningkatkan keragaman dan populasi mikroorganisme di dalam tanah dan tanaman, yang selanjutnya dapat meningkatkan kesehatan, pertumbuhan, kuantitas dan kualitas produksi tanaman secara berkelanjutan. EM-4 juga dapat digunakan untuk mempercepat pengomposan sampah organik atau kotoran hewan, membersihkan air limbah, serta meningkatkan kualitas air pada tambak udang dan ikan. Selain menyehatkan lingkungan, keunggulan lain dari pupuk organik ini adalah dapat membantu revitalisasi produktivitas tanah, menekan biaya usaha tani, serta meningkatkan kualitas produk
Thanks for reading & sharing RONY AGRICULTURE
0 comments:
Post a Comment