Home » » Budidaya tomat Menggunakan campuran Em4

Budidaya tomat Menggunakan campuran Em4

Posted by RONY AGRICULTURE on Monday 15 June 2015

Tomat merupakan tanaman hortikultura yang termasuk dalam jenis buah-buahan sekaligus sayuran. Tomat dapat di jumpai hampir di semua tempat. Hampir seluruh dunia mengenal tomat dan memanfaatkan tanaman ini sebagai bahan pangan. Tomat bisa tumbuh di mana saja. Baik di daerah lintang tinggi maupun lintang rendah kecuali daerah kutub. Baik di dataran tinggi maupun dataran rendah. Tomat dapat tumbuh dengan mudah.  Yang membuatnya  berbeda adalah kemampuan produktivitasnya. Tomat dapat tumbuh di tanah gersang, tetapi belum tentu dapat berbuah. Tomat dapat tumbuh di daerah bertanah basa, tetapi pertumbuhannya akan tidak sempurna karena tomat sangat rentan terhadap serangan penyakit terutama cendawa. Untuk melakukan budidaya tomat, maka harus di ketahui terlebih dahulu syarat tumbuh tanaman serta cara bertanamnya agar di peroleh hasil panen yang maksimal.

Hasil gambar untuk tomat

Untuk dapat tumbuh dengan baik dan memiliki produktivitas tinggi, tanaman tomat harus di tanam dengan memperhatikan syarat tumbuhnya. Jika syarat tumbuh tanaman tomat di abaikan, maka besar kemungkinan hasil panen yang di peroleh tidak seperti yang di harapkan. Berikut ini adalah beberapa syarat tumbuh tanaman tomat yang perlu di perhatikan.
Pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture) menjadi topik yang memperoleh perhatian besar dari pakar lingkungan, pertanian dan konsumen . Salah satu bentuknya adalah peranian organik yang umumnya diterapkan di Negara-negara berkembang seperti Korea, Hongkong, Cina, Thailand, dan Indonesia. Ciri yang menonjol dalam pertanian ini adalah pemakaian pupuk organik atau substansi-substansi yang mencirikan produk alamiah. Salah satu alternative dalam penerapan pertanian akrab lingkungan pada perkebunan the adalah penggunaan pupuk hayati, diantaranay Effectif microorganism 4 (EM4) dan dikombinasikan dengan pupuk organik cair, dimana mikroorganisme yang terkandung dalam pupuk ini dapat saling mendukung dalam memperbaiki lingkungan fisik, kimia dan biologi tanah serta terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman. Pupuk organik cair Biotea terdiri daro bakteri-bakteri antara lain Bacillus sp dan Lactobacillus sp dilengkapi dengan unsur hara makro (N, P, K , Mg) dan unsur hara mikro ( Zn, Mn, Cu, Co, Bo). Sejumlah mikroorganisme yang terkandung dalam kedua jenis pupuk ini diharapkan mampu meningkatkan ketersediaan nutrisi yang diperlukan tanaman serta menekan aktivitas serangga hama dan mikroorganisme patogen.

Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa EM4 dapat memperdalam lapisan olah tanah serta meningkatkan agregasi tanah, apabila EM4 ini diaplikasikan ke dalam tanah dapat meningkatkan ketersediaan P2O5 bagi tanaman. Menurut penelitian yang dilakuakn Higa dan Wididana (1991), pada daun tanaman jeruk yang diberi perlakuan EM4 mempunyai jumlah klorofil yang lebih banyak dibandingkan dengan tanaman yang tidak diberi perlakuan EM4, karena EM4 mengandung sejumlah bakteri fotosintetik yang dapat menambat nitrogen atau N bebas dari udara ke dalam daun tanaman yang dapat meningkatkan kandungan nitrogen di dalam daun. Kandungan nitrogennya lebih tinggi (1,030 sampai 1,540%) dibandingkan tanaman tidak diberi EM4 (0,854%).. Hasil analisis jaringan daun tanaman jeruk sitrun menunjukkan bahwa daun yang diberi EM4 menunjukkan persentase kandungan hara N, P dan K lebih tinggi dibandingkan dengan tanaman yang tidak diberi EM4 (Higa dan Wididana, 1993).
Dalam pengolahan kompos ini, peran masyarakat cukup tinggi. Karena budaya ini lebih efektif bila dimulai dari rumah sendiri, yaitu menumbuhkan kebiasaan untuk memisahkan sampah kering (non-organik) dan sampah basah (organik). Kenapa harus dipisahkan? karena kedua sampah tersebut pemanfaatannya berbeda, yakni : sampah kering bisa didaur ulang menjadi berbagai macam barang, sedangkan sampah organik bisa dimanfaatkan menjadi kompos dan pupuk cair. Pupuk yang dihasilkan dari sampah organik ini biasa disebut dengan pupuk organik.
Di dalam pertanian modern yang sulit lepas dari penggunaan pupuk kimia, pemberian pupuk hayati adalah merupakan suatu keharusan. Pupuk hayati adalah kumpulan mikroorganisme penyubur tanah yang dapat merombak pupuk kimia yang kita berikan kepada tanaman menjadi senyawa yang dapat dikonsumsi oleh tanaman. Tanpa adanya mikroorganisme ini maka pupuk kimia yang kita berikan tidak akan banyak manfaatnya bagi tanaman.
Pemberian pupuk hayati kerap juga perlu diberikan bersamaan dengan pemberian kapur atau dolomit. Pemberian kapur atau dolomit diperlukan untuk menciptakan lingkungan pH ideal yang diperlukan agar mikroorganisme dan tanaman dapat hidup setelah tanah menjadi asam karena pemberian pupuk kimia dalam jangka waktu lama.

EM-4 adalah kultur campuran dari mikroorganisme yang menguntungkan bagi pertumbuhan tanaman. Sebagian besar mengandung mikroorganisme Lactobacillus sp. bakteri penghasil asam laktat, serta dalam jumlah sedikit bakteri fotosintetik Streptomyces sp.
EM-4 mampu meningkatkan dekomposisi limbah dan sampah organik, meningkatkan ketersediaan nutrisi tanaman serta menekan aktivitas serangga hama dan mikroorganisme pathogen EM-4 diaplikasi sebagai inokulan untuk meningkatkan keragaman dan populasi mikroorganisme di dalam tanah dan tanaman, yang selanjutnya dapat meningkatkan kesehatan, pertumbuhan, kuantitas dan kualitas produksi tanaman secara berkelanjutan. EM-4 juga dapat digunakan untuk mempercepat pengomposan sampah organik atau kotoran hewan, membersihkan air limbah, serta meningkatkan kualitas air pada tambak udang dan ikan. Selain menyehatkan lingkungan, keunggulan lain dari pupuk organik ini adalah dapat membantu revitalisasi produktivitas tanah, menekan biaya usaha tani, serta meningkatkan kualitas produk

Thanks for reading & sharing RONY AGRICULTURE

Previous
« Prev Post

0 comments:

Post a Comment

Popular Posts