Definisi Pola Tanaman Dan Tujuannya - Pengertian dan Tujuan Pola Tanaman-pada kali ini admin akan berbagi materi seputra Pola tanaman dan tujuannya..
A. Pengertian dan Tujuan
Tujuan Pola Tanaman adalah bentuk pemanfaatan sumberdaya alam dan manusia(lingkungan) dalam budidaya tanaman guna memperoleh hasil yang sebaik baik nya(maksimum-oftimum) secara berkelanjutan. (pemanfaatan SDA dan SDM, produksi Max/Opt, lestari dan berkesinambungan).
B. Devinisi
Pola tanam (cropping Pattern):
Suatau urutan pertama pada sebidang lahan selama periode tertentu (selama 1 tahun) termasuk tanah kosong.
Pola tanam berkembang sesuai dengan:
1) Tanah dan Iklim
2) Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
3) Ekonomi
4) Sosial budaya
POLA TANAMAN SUATU DAERAH AKAN BERBEDA DENGAN DAERAH LAINYA
C. Terminologi bidang sistem pertanian
1. Sistem pertanian (Agricultural System)
2. Sistem usaha tani ( Farming System)
3. System pertanian (cropping system)
4. Pola pertanaman (cropping pattern)
5. Pertanaman ganda (multipple cropping)
6. Pertanaman campuran (mixed cropping)
7. Pertanaman tumpang sari (intercropping)
8. Pertanaman tumpang gilir (rely cropping)
9. Pertanaman bergilir (sequential crooping)
10. Pertanaman bertingkat (multi story cropping)
11. Pertanammn berlajur (strip/lane cropping)
12. System surjan (alternating bed system
BEBERAPA ISTILAH DEVINISI POLA TANAMAN
I.Tanaman campuran (mixed cropping)
Sebidang lahan, lebih satu jenis tanam bersamaan, acak acakan/jarak tanam tak teratur
*Keuntungan cara ini
1) Mudah menanam nya
2) Mengatasi benih yang terbatas
3) Pemenuhan varietas benih lainya
4) Memperkecil resiko kegagalan (kekeringan,hama dan penyakait).
5) Hasil aneka ragam sumber gizi/vitamin
6) Usaha menyimpan benih di lapangan
*Kekurangan cara ini:
1) Mekanisasi
2) Teknologi baru
3) Kembangkan ke ahlian tertentu
4) Kembangkan system pemasaran yang efisien
5) Persaingan antar tanaman sangat tinggi
II.Tanam selembur
*Sebidang lahan,berbagai varietas,dari stu jenis tanaman,bersama, tercampur.
Contoh: berbagai varietas kedelai
-Kedelai varietas slaniet
-Kedelai varietas riyani
-Kedelai varietas orba
III.Tanamn tumpang sari sama umur (inter cropping)
*Sebidang lahan, lebih 1 jenis tanaman seumur tanaman,dan tempat sama,barisan teratur.
Contoh: jagung vs padi
Jagung vs kedelai
Dll.
*Keuntungan nya adalah :
1. Efisien TK muda di capai,persiapan tanaman,pengrajin lahan , pemeliharaan , pemuoukan, dan panen lebih mudah.
2. Banyaknya tanaman per Ha mudah di awasi dengan mengatur jarak tanam antar barisn maupun dalam barisan
3. Jenis tanman sedikit.
IV.Tanaman tumpang sari Beda umur (inter palnting)
*Sebidang lahan,lebih dari 1 jenis tanaman beda umur, baris tanaman,umur genjah di antara tanaman, umur dalam,
Contoh: Ubi kayu vs kedelai Jagung vs bengkuang
*Keuntungannya adalah:
1. Efisien TK,persiapan tanaman
Pengerjaan lahan, pemeliharaan, pemupukan, dan pemungutan lebih mudah.
2. Mudah di awasi,jarak tanam,antar barisan dalam barisan
3. Jenis tanaman sedikit
4. Waktu panen yang berbeda beda
*. Tanaman sejenis (Monoculture)
#Sebidang lahan, hanya satu jenis tanaman s/d panen JT, teratur/tidak teratur.
Contohnya: kakao, sawit, jagung, sawi dll.
VI.Tanaman bersiapan (rely crooping) tanaman jejer wayang (rely planting)
#Sebidang lahan, tanaman II1/2-1/3 ahir umur tanaman1/ akan panen/tanaman berikutnya sebelum panen, di antara barisan.
Contohnya:singkong vs jagug
*Keuntungan nya:
1. Hemat waktu 3—4 minggu
2. Persaingan di perkecil
3. Hemat air
4. Persiapan/pengerjaan lahan minim/TOT
5. Menekan pertumbuhan gulma
*Kelemahan
1. TK banyak
2. Efek naungan terhadap hasil.
Admin
18:19
New Google SEO
Bandung, Indonesia
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Setiap manusia ingin hidup sehat dan sejahtera, manusia akan memiliki produktifitas yang tinggi untuk mencapai tujuan hidupnya. Untuk mendapatkan kehidupan yang demikian manusia membutuhkan makanan yang bergizi baik.
Makanan bergizi dapat diperoleh dari berbagai sumber, salah satunya adalah ikan lele. Permintaan konsumen terhadap ikan lele semakin meningkat di berbagai daerah. Budidaya ikan konsumsi ini sangat potensial dan prospek pengembangannya sangat bermanfaat untuk meningkatkan protein yang dibutuhkan masyarakat.
Dalam usaha budidaya ikan lele, perlu dilakukan secara intensif dan profesional baik mulai dari pemilihan bibit, pembesaran dan sampai ikan siap dipasarkan. Dimana ketiga hal ini merupakan mata rantai yang saling berhubungan, namun bisa berdiri sendiri apabila diusahakan.
Kami sebagai pembudidaya sangat berharap adanya bantuan dana penguatan modal dalam usaha ini. Desa, masyarakat dan pihak-pihak yang berkompeten diharapkan memberi bantuan kepada kami sehingga dapat mengembangkan segala aspek menyangkut tujuan dari pembudidayaan ikan lele tersebut.
Setiap manusia ingin hidup sehat dan sejahtera, manusia akan memiliki produktifitas yang tinggi untuk mencapai tujuan hidupnya. Untuk mendapatkan kehidupan yang demikian manusia membutuhkan makanan yang bergizi baik.
Makanan bergizi dapat diperoleh dari berbagai sumber, salah satunya adalah ikan lele. Permintaan konsumen terhadap ikan lele semakin meningkat di berbagai daerah. Budidaya ikan konsumsi ini sangat potensial dan prospek pengembangannya sangat bermanfaat untuk meningkatkan protein yang dibutuhkan masyarakat.
Dalam usaha budidaya ikan lele, perlu dilakukan secara intensif dan profesional baik mulai dari pemilihan bibit, pembesaran dan sampai ikan siap dipasarkan. Dimana ketiga hal ini merupakan mata rantai yang saling berhubungan, namun bisa berdiri sendiri apabila diusahakan.
Kami sebagai pembudidaya sangat berharap adanya bantuan dana penguatan modal dalam usaha ini. Desa, masyarakat dan pihak-pihak yang berkompeten diharapkan memberi bantuan kepada kami sehingga dapat mengembangkan segala aspek menyangkut tujuan dari pembudidayaan ikan lele tersebut.
1.2 Tujuan
Secara sederhana maksud dan tujuan dari pengajuan proposal ini adalah untuk menjadi bahan pertimbangan dalam pengajuan dana pengembangan usaha. Sangat disayangkan jika peluang usaha yang ada tidak dioptimalkan karena kurangnya modal.
Keinginan kami untuk mengembangankan usaha budidaya lele sangatlah besar. Kami berusaha menjadi pengusaha yang tumbuh sehat, tangguh dan mandiri jika permodalan ini ada atau diberikan.
Secara sederhana maksud dan tujuan dari pengajuan proposal ini adalah untuk menjadi bahan pertimbangan dalam pengajuan dana pengembangan usaha. Sangat disayangkan jika peluang usaha yang ada tidak dioptimalkan karena kurangnya modal.
Keinginan kami untuk mengembangankan usaha budidaya lele sangatlah besar. Kami berusaha menjadi pengusaha yang tumbuh sehat, tangguh dan mandiri jika permodalan ini ada atau diberikan.
Ikan lele juga dapat diramu dengan berbagai bahan obat lain untuk mengobati penyakit asma, menstruasi (datang bulan) tidak teratur, hidung berdarah, kencing darah dan lain-lain.
1.3 Prospek
Budidaya ikan lele mempunyai prospek yang cukup baik. Permintaan konsumen akan keberadaan ikan lele semakin meningkat. Di Kabupaten Badung-Bali misalnya, produksinya telah mencapai 22,1 ton pertahun, tetapi sebagian permintaannya masih belum bisa terpenuhi. Jabotabek meminta tak kurang 100 ton lele perhari. Sementara Yogyakarta menghasilkan 7,902 ton, sedangkan yang dibutuhkan perhari adalah antara 12-16 ton.
BAB II
ACUAN TEKNIS USAHA
2.1 Persyaratan Lokasi
1. Tanah yang baik untuk kolam pemeliharaan adalah jenis tanah liat/lempung, tidak berporos, berlumpur dan subur. Lahan yang dapat digunakan untuk budidaya lele dapat berupa: sawah, kecomberan, kolam pekarangan, kolamkebun, dan blumbang.
2. Ikan lele hidup dengan baik di daerah dataran rendah sampai daerah yang tingginya maksimal 700 m dpl.
3. Elevasi tanah dari permukaan sumber air dan kolam adalah 5-10%.
4. Lokasi untuk pembuatan kolam harus berhubungan langsung atau dekat dengan sumber air dan tidak dekat dengan jalan raya.
5. Lokasi untuk pembuatan kolam hendaknya di tempat yang teduh, tetapi tidak berada di bawah pohon yang daunnya mudah rontok.
6. Ikan lele dapat hidup pada suhu 200 C, dengan suhu optimal antara 25-280 C. Sedangkan untuk pertumbuhan larva diperlukan kisaran suhu antara 26-300C dan untuk pemijahan 24-280 C.
7. Ikan lele dapat hidup dalam perairan agak tenang dan kedalamannya cukup, sekalipun kondisi airnya jelek, keruh, kotor dan miskin zat O2.
8. Perairan tidak boleh tercemar oleh bahan kimia, limbah industri, merkuri, atau mengandung kadar minyak atau bahan lainnya yang dapat mematikan ikan.
9. Perairan yang banyak mengandung zat-zat yang dibutuhkan ikan dan bahan makanan alami.Perairan tersebut bukan perairan yang rawan banjir.
10. Permukaan perairan tidak boleh tertutup rapat oleh sampah atau daundaunan hidup, seperti enceng gondok.
11. Mempunyai pH 6,5–9; kesadahan (derajat butiran kasar ) maksimal 100 ppm dan optimal 50 ppm; turbidity (kekeruhan) bukan lumpur antara 30–60 cm; kebutuhan O2 optimal pada range yang cukup lebar, dari 0,3 ppm untuk yang dewasa sampai jenuh untuk burayak; dan kandungan CO2 kurang dari 12,8 mg/liter, amonium terikat 147,29-157,56 mg/liter.
12. Persyaratan untuk pemeliharaan ikan lele di keramba :
a. Sungai atau saluran irigasi tidak curam, mudah dikunjungi/dikontrol.
b. Dekat dengan rumah pemeliharaannya.
c. Lebar sungai atau saluran irigasi antara 3-5 meter.
d. Sungai atau saluran irigasi tidak berbatu-batu, sehingga keramba mudah dipasang.
e. Kedalaman air 30-60 cm.
2.2 Pemeliharaan Pembesaran
1. Pemupukan
a. Sebelum digunakan kolam dipupuk dulu. Pemupukan bermaksud untuk menumbuhkan plankton hewani dan nabati yang menjadi makanan alami bagi benih lele.
b. Pupuk yang digunakan adalah pupuk kandang (kotoran ayam) dengan dosis 500-700 gram/m2. Dapat pula ditambah urea 15 gram/m2, TSP 20 gram/m2, dan amonium nitrat 15 gram/m2. Selanjutnya dibiarkan selama 3 hari.
c. Kolam diisi kembali dengan air segar. Mula-mula 30-50 cm dan dibiarkan selama satu minggu sampai warna air kolam berubah menjadi coklat atau kehijauan yang menunjukkan mulai banyak jasad-jasad renik yang tumbuh sebagai makanan alami lele.
d. Secara bertahap ketinggian air ditambah, sebelum benih lele ditebar.
2. Pemberian Pakan
a. Makanan Alami Ikan Lele
· Makanan alamiah yang berupa Zooplankton, larva, cacing-cacing, dan serangga air.
· Makanan berupa fitoplankton adalah Gomphonema spp (gol. Diatome), Anabaena spp (gol. Cyanophyta), Navicula spp (gol. Diatome), ankistrodesmus spp (gol. Chlorophyta).
· Ikan lele juga menyukai makanan busuk yang berprotein.
· Ikan lele juga menyukai kotoran yang berasal dari kakus.
b. Makanan Tambahan
· Pemeliharaan di kecomberan dapat diberi makanan tambahan berupa sisa-sisa makanan keluarga, daun kubis, tulang ikan, tulang ayam yang dihancurkan, usus ayam, dan bangkai.
· Campuran dedak dan ikan rucah (9:1) atau campuran bekatul, jagung, dan bekicot (2:1:1).
c. Makanan Buatan (Pellet)
1. Komposisi bahan (% berat): tepung ikan=27,00; bungkil kacang kedele=20,00; tepung terigu=10,50; bungkil kacang tanah=18,00; tepung kacang hijau=9,00; tepung darah=5,00; dedak=9,00; vitamin=1,00; mineral=0,500;
2. Proses pembuatan:
Dengan cara menghaluskan bahan-bahan, dijadikan adonan seperti pasta, dicetak dan dikeringkan sampai kadar airnya kurang dari 10%. Penambahan lemak dapat diberikan dalam bentuk minyak yang dilumurkan pada pellet sebelum diberikan kepada lele. Lumuran minyak juga dapat memperlambat pellet tenggelam.
3. Cara pemberian pakan:
· Pellet mulai dikenalkan pada ikan lele saat umur 6 minggu dan diberikan pada ikan lele 10-15 menit sebelum pemberian makanan yang berbentuk tepung.
· Pada minggu 7 dan seterusnya sudah dapat langsung diberi makanan yang berbentuk pellet.
· Hindarkan pemberian pakan pada saat terik matahari, karena suhu tinggi dapat mengurangi nafsu makan lele.
3. Pemberian Vaksinasi
Cara-cara vaksinasi sebelum benih ditebarkan:
a. Untuk mencegah penyakit karena bakteri, sebelum ditebarkan, lele yang berumur 2 minggu dimasukkan dulu ke dalam larutan formalin dengan dosis 200 ppm selama 10-15 menit. Setelah divaksinasi lele tersebut akan kebal selama 6 bulan.
b. Pencegahan penyakit karena bakteri juga dapat dilakukan dengan menyutik dengan terramycin 1 cc untuk 1 kg induk.
c. Pencegahan penyakit karena jamur dapat dilakukan dengan merendam lele dalam larutan Malachite Green Oxalate 2,5–3 ppm selama 30 menit.
4. Pemeliharaan Kolam/Tambak
a. Kolam diberi perlakuan pengapuran dengan dosis 25-200 gram/m2 untuk memberantas hama dan bibit penyakit.
b. Air dalam kolam/bak dibersihkan 1 bulan sekali dengan cara mengganti semua air kotor tersebut dengan air bersih yang telah diendapkan 2 malam.
c. Kolam yang telah terjangkiti penyakit harus segera dikeringkan dan dilakukan pengapuran dengan dosis 200 gram/m2 selama satu minggu. Tepung kapur (CaO) ditebarkan merata di dasar kolam, kemudian dibiarkan kering lebih lanjut sampai tanah dasar kolam retak-retak.
2.3 Panen
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemanenan:
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemanenan:
1 Lele dipanen pada umur 6-8 bulan, kecuali bila dikehendaki, sewaktu-waktu dapat dipanen. Berat rata-rata pada umur tersebut sekitar 200 gram/ekor.
2. Pada lele Dumbo, pemanenan dapat dilakukan pada masa pemeliharaan 3-4 bulan dengan berat 200-300 gram per ekornya. Apabila waktu pemeliharaan ditambah 5-6 bulan akan mencapai berat 1-2 kg dengan panjang 60-70 cm.
3. Pemanenan sebaiknya dilakukan pada pagi hari supaya lele tidak terlalu kepanasan.
4. Kolam dikeringkan sebagian saja dan ikan ditangkap dengan menggunakan seser halus, tangan, lambit, tangguh atau jaring.
5. Bila penangkapan menggunakan pancing, biarkan lele lapar lebih dahulu.
6. Bila penangkapan menggunakan jaring, pemanenan dilakukan bersamaan dengan pemberian pakan, sehingga lele mudah ditangkap.
7. Setelah dipanen, piaralah dulu lele tersebut di dalam tong/bak/hapa selama 1-2 hari tanpa diberi makan agar bau tanah dan bau amisnya hilang.
8. Lakukanlah penimbangan secepat mungkin dan cukup satu kali.
2.4 Pembersihan
Setelah ikan lele dipanen, kolam harus dibersihkan dengan cara:
1. Kolam dibersihkan dengan cara menyiramkan/memasukkan larutan kapur sebanyak 20-200 gram/m2 pada dinding kolam sampai rata.
2. Penyiraman dilanjutkan dengan larutan formalin 40% atau larutan permanganat kalikus (PK) dengan cara yang sama.
3. Kolam dibilas dengan air bersih dan dipanaskan atau dikeringkan dengan sinar matahari langsung. Hal ini dilakukan untuk membunuh penyakit yang ada di kolam.
BAB III
RANCANGAN USAHA
3.1 Lokasi usaha
Lokasi usaha bertempat di RT 05 RW 15 Dusun Ngangkruk, Desa Sardonoharjo, Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Kode pos 55581.
3.2 Sarana dan Prasarana
· Bak kayu lapis plastik 3 buah
· Jaring 1 buah
· Bak 5 buah
· Gayung 5 buah
· Selang
· Drum plastic 5 buah
· Bibit
· Pakan
3.3 Manajemen
1. SDM ( Tenaga Kerja )
Tenaga kerja terdiri dari saya selaku pemilik lokasi dan dua orang penduduk sekitar sesuai dengan fungsi dan tugasnya.
2. Manajemen
a. Permodalan
Modal terdiri dari modal sendiri dan sebagian dari pinjaman yang akan dikembalikan dengan cara kredit.
b. Pemasaran
Pemilihan pasar dilakukan terlebih dahulu survei pasar guna melihat potensi pasar dan keinginan konsumen serta pengambilan dan pengumpulan data terus menerus yang bersifat ringan hingga berat. Disamping itu untuk melihat perasingan usaha sejenis sehingga dapat menentukan kebijakan harga jual dengan perhitungan biaya.
c. Upah karyawan
Upah karyawan akan disesuaikan dengan tingkat kesulitan pekerjaannya.
Admin
02:27
New Google SEO
Bandung, Indonesia
Proposal Usaha Budidaya Ikan Mas Lengkap,yuk kali ini admin ronyagriculture.com akan membagikan sebuah proposal usaha budidaya ikan mas,contoh proposal usaha budidaya ika mas,download proposal usaha budidaya ikan mas lengkap terbaru,jka kalian sedang mencari referensi proposal usaha ikan langsung saja disimak dan di baca ya gan
BAB. I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Secara ekonomis usaha budidaya ikan sangat menguntungkan dan juga sangat mendukung bagi pemenuhan gizi masyarakat. Sejalan dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan manfaat ikan, maka tingkat kebutuhan akan daging ikan semakin meningkat (Anonim, 2006).
Ketersediaan sumberdaya perairan yang luas dan sumberdaya manusia yang melimpah merupakan modal dasar untuk meningkatkan dan mengembangkan pembangunan perikanan di Indonesia. Salah satu upaya pengembangan budidaya perikanan di Indonesia adalah mengembangkan usaha budidaya ikan air tawar khususnya ikan mas (Anonim, 2001).
Jenis ikan yang banyak dibudidayakan hampir diseluruh propinsi di indonesia adalah ikan mas (Cyprinus carpio). Ikan mas (Cyprinus carpio) merupakan spesies yang mudah dibudidayakan dan dapat berkembang dengan baik. Daya adaptasi yang tinggi menyebabkan ikan mas dapat hidup dalam dataran rendah sampai dataran tinggi. Disamping itu preferensi masyarakat terhadap ikan mas cukup tinggi. Produksi ikan mas semakin meningkat sejalan dengan peningakatan permintaan untuk memenuhi konsumen dalam negeri (Anonim., 2002)
Disamping itu Ikan mas (Cyprinus carpio ) juga merupakan jenis ikan air tawar yang hidup di perairan yang mengalir tenang dengan suhu sejuk. Keunggulan ikan mas bagi para petani antara lain, mudah dipelihara karena pemakan apa saja dan dapat hidup di air yang tergenang. Selain itu, harga ikan mas tidak terlalu mahal, artinya dapat terjangkau oleh semua golongan. Oleh sebab itu, tidak mengherankan apabila ikan mas termasuk salah satu komoditas unggulan di sector perikanan air tawar (Khairuman, dkk, 2001).
Ikan mas (Cyprinus carpio) banyak dikonsumsi karena rasanya yang enak, gurih dan mempunyai kandungan gizi yang tinggi. Berdasarkan data yang diperoleh dari Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI (1981), ikan mas mengandung protein 4,5 gram, karbohidrat 23,1 gram, dan lemak 0,2 gram. Selain itu mengandung kalori, fosfor (P) 134 mg, kalsium (Ca) 42 mg, besi (Fe) 1 mg, Vitamin B1 0,22 mg dan air sebanyak 71 mg. Tidak mengherankan bila minat masyarakat untuk mengosumsi ikan mas semakin meningkat seiring dengan peningkatan taraf hidup masyarakat (Hardjamulia, 1988).
Ikan mas juga merupakan salah satu komoditas perikanan air tawar yang tergolong memiliki nilai ekonomis penting. Ikan konsumsi ini termasuk salah satu komoditas sektor perikanan air tawar yang terus berkembang pesat dari waktu ke waktu (Anonim., 2002)
Mulai tahun 1990-an, budidaya ikan mas telah mengarah kepada konsep agribisnis yang dibagi menjadi beberapa subsistem. Subsistem pada budidaya ikan mas tersebut terdiri dari subsistem pembenihan, subsistem pendederan, dan subsistem pembesaran. Setiap subsistem tersebut tidak dapat terpisahkan satu sama lain, bahkan saling terkait erat. Teknologi yang diterapkan pada sub usaha pembesaran sebagian besar sudah mengarah kepada pola intensifikasi walaupun masih perlu beberapa perbaikan. Sementara itu, pada sub usaha pembenihan dan pendederan, intensifikasi masih perlu ditingkatkan lagi, terutama untuk meningkatkan produksi guna memenuhi kebutuhan pada kegiatan pembesaran (Khairuman et al.,2005).
Berdasarkan uraian diatas maka perlu dikembangkan pengetahuan tentang teknik pembenihan ikan mas agar menghasilkan benih yang yang unggul dan berkualitas serta berkelanjutan.
1.2 Maksud dan Tujuan
Maksud dari pelaksanaan praktek kerja lapang ini adalah untuk mendapatkan pengetahuan dan gambaran secara langsung mengenai teknik pembenihan ikan mas di Balai Benih Multi Species Fish (BBMSF) Trieng Gadeng Kabupaten Pidie Jaya Provinsi Aceh.
Tujuan dari praktek kerja lapang ini adalah untuk mendapatkan pengetahuan, pengalaman dan ketrampilan kerja khususnya mengenai teknik pembenihan ikan mas dengan memadukan pengetahuan yang diperoleh di bangku kuliah dengan kenyataan di lapang.
1.3 Manfaat
Manfaat dari praktek kerja lapang ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan mahasiswa di lapang serta memahami permasalahan yang timbul dalam teknik pembenihan ikan mas sehingga diharapkan akan dapat melakukan pembenihan ikan mas dengan baik, serta mampu mengatasi permasalahan yang timbul dan nantinya akan menambah informasi untuk penelitian lebih lanjut tentang ikan mas.
KEADAAN USAHA PERIKANAN
2.1 Keadaan Umum
Desa Kumbung Kecamatan Rajagaluh Kabupaten Majalengka merupakan daerah berbukit dengan sebagian masyarakatnya adalah petani padi dan terdapat pula petani ikan dengan pengusahaan kolam air tawar tersebar di setiap Blok dengan memanfaatkan pengairan. Dengan demikian aspek teknis dengan tersedianya fasilitas kolam dan sumber air serta infra struktur dengan lokasi yang mudah dijangkau.
Namun pada aspek non teknis yaitu dalam hal permodalan merupakan kendala dalam pengembangan usaha budidaya perikanan Ikan Mas sehingga petani belum mengarah pada kegiatan ekonomi pada skala bisnis.
2.2 Keadaan Perusahaan
Usaha perusahaan bergerak pada budidaya pembesaran Ikan Mas yang berdomisili di Desa Kumbung Kecamatan Rajagaluh Kabupaten Majalengka telah mengusahakan 6 unit kolam dengan luas 270 m2.
2.3 Identitas Perusahaan
1.1 Latar Belakang
Secara ekonomis usaha budidaya ikan sangat menguntungkan dan juga sangat mendukung bagi pemenuhan gizi masyarakat. Sejalan dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan manfaat ikan, maka tingkat kebutuhan akan daging ikan semakin meningkat (Anonim, 2006).
Ketersediaan sumberdaya perairan yang luas dan sumberdaya manusia yang melimpah merupakan modal dasar untuk meningkatkan dan mengembangkan pembangunan perikanan di Indonesia. Salah satu upaya pengembangan budidaya perikanan di Indonesia adalah mengembangkan usaha budidaya ikan air tawar khususnya ikan mas (Anonim, 2001).
Jenis ikan yang banyak dibudidayakan hampir diseluruh propinsi di indonesia adalah ikan mas (Cyprinus carpio). Ikan mas (Cyprinus carpio) merupakan spesies yang mudah dibudidayakan dan dapat berkembang dengan baik. Daya adaptasi yang tinggi menyebabkan ikan mas dapat hidup dalam dataran rendah sampai dataran tinggi. Disamping itu preferensi masyarakat terhadap ikan mas cukup tinggi. Produksi ikan mas semakin meningkat sejalan dengan peningakatan permintaan untuk memenuhi konsumen dalam negeri (Anonim., 2002)
Disamping itu Ikan mas (Cyprinus carpio ) juga merupakan jenis ikan air tawar yang hidup di perairan yang mengalir tenang dengan suhu sejuk. Keunggulan ikan mas bagi para petani antara lain, mudah dipelihara karena pemakan apa saja dan dapat hidup di air yang tergenang. Selain itu, harga ikan mas tidak terlalu mahal, artinya dapat terjangkau oleh semua golongan. Oleh sebab itu, tidak mengherankan apabila ikan mas termasuk salah satu komoditas unggulan di sector perikanan air tawar (Khairuman, dkk, 2001).
Ikan mas (Cyprinus carpio) banyak dikonsumsi karena rasanya yang enak, gurih dan mempunyai kandungan gizi yang tinggi. Berdasarkan data yang diperoleh dari Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI (1981), ikan mas mengandung protein 4,5 gram, karbohidrat 23,1 gram, dan lemak 0,2 gram. Selain itu mengandung kalori, fosfor (P) 134 mg, kalsium (Ca) 42 mg, besi (Fe) 1 mg, Vitamin B1 0,22 mg dan air sebanyak 71 mg. Tidak mengherankan bila minat masyarakat untuk mengosumsi ikan mas semakin meningkat seiring dengan peningkatan taraf hidup masyarakat (Hardjamulia, 1988).
Ikan mas juga merupakan salah satu komoditas perikanan air tawar yang tergolong memiliki nilai ekonomis penting. Ikan konsumsi ini termasuk salah satu komoditas sektor perikanan air tawar yang terus berkembang pesat dari waktu ke waktu (Anonim., 2002)
Mulai tahun 1990-an, budidaya ikan mas telah mengarah kepada konsep agribisnis yang dibagi menjadi beberapa subsistem. Subsistem pada budidaya ikan mas tersebut terdiri dari subsistem pembenihan, subsistem pendederan, dan subsistem pembesaran. Setiap subsistem tersebut tidak dapat terpisahkan satu sama lain, bahkan saling terkait erat. Teknologi yang diterapkan pada sub usaha pembesaran sebagian besar sudah mengarah kepada pola intensifikasi walaupun masih perlu beberapa perbaikan. Sementara itu, pada sub usaha pembenihan dan pendederan, intensifikasi masih perlu ditingkatkan lagi, terutama untuk meningkatkan produksi guna memenuhi kebutuhan pada kegiatan pembesaran (Khairuman et al.,2005).
Berdasarkan uraian diatas maka perlu dikembangkan pengetahuan tentang teknik pembenihan ikan mas agar menghasilkan benih yang yang unggul dan berkualitas serta berkelanjutan.
1.2 Maksud dan Tujuan
Maksud dari pelaksanaan praktek kerja lapang ini adalah untuk mendapatkan pengetahuan dan gambaran secara langsung mengenai teknik pembenihan ikan mas di Balai Benih Multi Species Fish (BBMSF) Trieng Gadeng Kabupaten Pidie Jaya Provinsi Aceh.
Tujuan dari praktek kerja lapang ini adalah untuk mendapatkan pengetahuan, pengalaman dan ketrampilan kerja khususnya mengenai teknik pembenihan ikan mas dengan memadukan pengetahuan yang diperoleh di bangku kuliah dengan kenyataan di lapang.
1.3 Manfaat
Manfaat dari praktek kerja lapang ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan mahasiswa di lapang serta memahami permasalahan yang timbul dalam teknik pembenihan ikan mas sehingga diharapkan akan dapat melakukan pembenihan ikan mas dengan baik, serta mampu mengatasi permasalahan yang timbul dan nantinya akan menambah informasi untuk penelitian lebih lanjut tentang ikan mas.
KEADAAN USAHA PERIKANAN
2.1 Keadaan Umum
Desa Kumbung Kecamatan Rajagaluh Kabupaten Majalengka merupakan daerah berbukit dengan sebagian masyarakatnya adalah petani padi dan terdapat pula petani ikan dengan pengusahaan kolam air tawar tersebar di setiap Blok dengan memanfaatkan pengairan. Dengan demikian aspek teknis dengan tersedianya fasilitas kolam dan sumber air serta infra struktur dengan lokasi yang mudah dijangkau.
Namun pada aspek non teknis yaitu dalam hal permodalan merupakan kendala dalam pengembangan usaha budidaya perikanan Ikan Mas sehingga petani belum mengarah pada kegiatan ekonomi pada skala bisnis.
2.2 Keadaan Perusahaan
Usaha perusahaan bergerak pada budidaya pembesaran Ikan Mas yang berdomisili di Desa Kumbung Kecamatan Rajagaluh Kabupaten Majalengka telah mengusahakan 6 unit kolam dengan luas 270 m2.
2.3 Identitas Perusahaan
Nama Pengusaha :
Nama Perusahaan :
Tahun Berdiri :
Alamat Perusahaan :
III. KEBUTUHAN MODAL USAHA
Pengembangan usaha pembesaran Ikan Mas Desa Kumbung Kecamatan Rajagaluh Kabupaten Majalengka membutuhkan modal usaha
a. Pembelian benih ikan mas ukuran 8-12 cm sebanyak 1000kg @ Rp. 20.000
b. Pembelian Pakan 10.000kg x Rp. 4.700
c. Biaya operasional
Rp. 20.000.000
Rp. 47.000.000
Rp. 5.000.000
III. KEBUTUHAN MODAL USAHA
Pengembangan usaha pembesaran Ikan Mas Desa Kumbung Kecamatan Rajagaluh Kabupaten Majalengka membutuhkan modal usaha
a. Pembelian benih ikan mas ukuran 8-12 cm sebanyak 1000kg @ Rp. 20.000
b. Pembelian Pakan 10.000kg x Rp. 4.700
c. Biaya operasional
Rp. 20.000.000
Rp. 47.000.000
Rp. 5.000.000
JUMLAH Rp. 72.000.000
IV. ANALISA USAHA
d. Pengeluaran
a. Pembelian benih ikan mas ukuran 8-12 cm sebanyak 1000kg @ Rp. 20.000
b. Pembelian Pakan 10.000kg x Rp. 4.700
c. Biaya operasional
d. Upah tenaga kerja
Rp. 20.000.000
Rp. 47.000.000
Rp. 5.000.000
Rp. 1.500.000
JUMLAH Rp. 73.500.000
e. Penerimaan
Hasil penjualan 6,860 kg dengan ukuran per kg 3-4 ekor @Rp. 15.000 (mortalitas 15%) selama 3 bulan pemeliharaan: Rp. 102.900.000,- keuntungan dari hasil penjualan:
Rp. 102.900.000 – Rp. 73.500.000 = Rp. 29.400.000
Dengan demikian selama 3 bulan perusahaan dapat memperoleh keuntungan sebesar Rp. 29.400.000 (Dua Puluh Sembilan Juta Empat Ratus Ribu Rupiah)
Apabila melihat perhitungan di atas, maka menunjukan keuntungan dari hasil pemasaran ikan
V. PENUTUP
Dari apa yang tertuang di atas pada usaha budidaya Ikan Mas memiliki prospek yang cukup baik dan menguntungkan serta dapat memberikan peningkatan pendapatan masyarakat tani yang pada akhirnya kesejahteraan keluarga dapat meningkat.
KESIMPULAN
Usaha budidaya ikan mas ini merupakan prospek yang sangat menjanjikan jika dijalankan dengan serius karena selain medapatkan keuntungan yag besar kuta juga dapat menjalankan usaha sampingan ini sendiri tanpa ada yang mengatur kita.